Welcome To My Blog

Sunday, 10 November 2013

Pengertian Telematika dan Kesimpulan

Pengertian Telematika
Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION (Telekomunikasi) and INFORMATICS (Informatika)” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital.
Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah "konvergensi". Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.

            Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau "the Net". Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
 Seiring dengan semakin populernya Internet sebagai "the network of the networks", masyarakat penggunanya (internet global community) seakan-akan mendapati suatu dunia baru yang dinamakan cyberspace sebagaimana dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel sci-fi-nya Neuromancer  yang merupakan khayalan tentang adanya alam lain pada saat teknologi telekomunikasi dan informatika bertemu. Di "alam baru" ini  bagi kebanyakan netter  tidak ada hukum. Karena tidak adanya kedaulatan dalam jaringan komputer maha besar (gigantic network) ini, mereka beranggapan bahwa tidak ada satupun hukum suatu negara yang berlaku, karena hukum network tumbuh dari kalangan mayarakat global penggunanya. "Alam baru" ini seakan-akan menjadi suatu jawaban dari impian untuk melampiaskan kebebasan berkomunikasi (free flow of information) dan kebebasan mengemukakan pendapat (freedom of speech) tanpa mengindahkan lagi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu di garis bawahi, bahwa substansi cyberspace sebenarnya adalah keberadaan informasi dan komunikasi yang dalam konteks ini dilakukan secara elektronik dalam bentuk visualisasi tatap muka interaktif. Komunikasi virtual (virtual communication) tersebut  yang dipahami sebagai virtual reality - sering disalahpahami sebagai "alam maya", padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit di mana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit. Sehubungan dengan itu, Wiener dan Bigelow mencetuskan Cybernetics Theory, mengenai suatu pendekatan interdisipliner terhadap sistem kendali dan komunikasi dari hewan, manusia, mesin dan organisasi. Uniknya teori tersebut sebenarnya lebih menekankan pada pentingnya umpan balik dari sistem komunikasi itu sendiri. Teori tersebut menyiratkan bahwa dalam memahami suatu informasi yang disampaikan pada suatu sistem komunikasi yang baik harus dengan memperhatikan umpan balik dari sistem tersebut. Sebagai catatan, Wiener juga mengakui bahwa istilah Cyber sebenarnya pernah digagas oleh Ampere yang namanya digunakan sebagai satuan kuat arus. Oleh karena itu jika ditilik dari asal-usulnya, istilah cyber sebenarnya erat hubungannya dengan kawat listrik. Sehingga tidak mengherankan, jika istilah tersebut juga digunakan untuk organ buatan listrik CYBORG yang merupakan singkatan dari Cybernetics Organics.
Dengan demikian, istilah "cyber law" sebagaimana dipahami oleh masyarakat sekarang ini kurang tepat jika digunakan untuk merujuk pada hukum yang tumbuh dalam medium cyberspace. Istilah "cyberspace law" justru lebih tepat untuk itu. Namun demikian, Istilah "telematika" paling tepat digunakan karena lebih memperlihatkan hakekat keberadaannya dan layak untuk digunakan sebagai definisi guna melakukan pengkajian hukum selanjutnya. Istilah "telematika" merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.

            Berbicara tentang hukum dalam arti luas, berarti mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada baik materi hukum tertulis - tertuang dalam peraturan perundang-undangan
maupun materi hukum tidak tertulis - tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang. Sehubungan dengan itu, sistem hukum nasional sesungguhnya tetap berlaku terhadap segala aktivitas komunikasi yang dilakukan dalam lingkup cyberspace. Hal ini berarti bahwa domain-domain hukum yang semula dipahami secara sektoral, baik dalam bidang telekomunikasi, media maupun informatika akan semakin konvergen. Yang terjadi bukan kevakuman hukum, melainkan suatu pembidangan hukum yang lebih khusus tanpa menafikan keberlakuan bidang-bidang hukum yang telah ada dalam sistem hukum yang berlaku. Dengan demikian definisi Hukum Telematika adalah hukum terhadap perkembangan konvergensi TELEMATIKA yang berwujud dalam penyelenggaraan suatu sistem elektronik, baik yang terkoneksi melalui internet (cyberspace) maupun yang tidak terkoneksi dengan internet.

Lingkup pengkajian Hukum Telematika terfokus pada aspek-aspek hukum yang terkait dengan sistem informasi dan sistem komunikasi, khususnya yang diselenggarakan dengan sistem elektronik, dengan tetap memperhatikan esensi dari:

Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Sumber :
2.  FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA LEMBAGA KAJIAN HUKUM DAN TEKNOLOGI

Kesimpulan 
Istilah telematika dikenal sebagai ( The New Hybrid Technology ) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Istilah telematikan juga merujuk pada hakekat cyberspace, yaitu sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.
TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau {the Net}.
Contoh dari hasil telematika yang paling populer adalah Internet. Dengan Internet semua masyarakat di dunia dapat berkomunikasi dengan teknologi informasi yaitu komputer / laptop dengan cangkupan yang sangat luas.

Friday, 3 May 2013

Biodata


 Perkenalkan nama saya Ratih Pramitasari biasa dipanggil Ratih. Tapi keluarga saya biasa memanggil saya dengan mita. Anak kedua dari tiga bersaudara. Saya lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun dari seorang ibu yang sangat luar biasa. Ibu saya bernama Sumiasih, beliau merupakan pensiunan PT. Telkom. Bapak saya bernama Sugeng Prayitno, beliau merupakan pensiunan LKBN ANTARA. Serta kakak dan adik saya yang bernama Hutomo Ajie dan Astria Hermin Dewati. Kakak saya baru beberapa tahun ini lulus dari universitas Gunadarma dari fakultas yang sama dengan saya, yaitu Ilmu Komputer. Dan dialah yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga kami. Adik saya masih duduk di bangku SMA.
Saat ini umur saya 20 tahun dan akan beranjak menjadi 21 pada bulan oktober nanti. Saya adalah mahasiswi semester 6 di Universitas Gunadarma. Waktu TK saya bersekolah di TK Cenderawasih Jaya X. Setelah itu saya melanjutkan ke SDN Bekasi Timur 3, tapi sekarang telah berganti nama menjadi SDN Bekasi Jaya X. selepas lulus dari SD saya melanjutkan ke SMP Negeri 3 Bekasi, dan mengalami masa-masa yang sulit untuk dilupakan di SMS Korpri Bekasi.
Sewaktu TK saya merupakan anak yang cenderung pendiam dan menutup diri. Mungkin sampai sekarang saya masih sedikit menutup diri. Sikap saya seperti itu mungkin karena pada waktu itu saya sering ditinggal kedua orang tua saya bekerja dan hanya dititipkan oleh seorang pengasuh. Mungkin merasa kesepian di rumah. Tapi untungnya waktu itu saya mempunyai seorang teman yang selalu menemani saya bermain di sekolah. Kami selalu berangkat ke sekolah bersama. Dia tidak akan pergi ke sekolah kalau saya tidak pergi sekolah. Yah setidaknya saya tidak terlalu sendirian karena mempunyai teman seperti dia, dan saya sangat mensyukuri keberadaan dia saat itu.
Saat SD saya bertemu dengan teman-teman yang sangat baik dan guru-guru yang selalu mesuport saya. Sewaktu SD peringkat saya tidak pernah lebih dari 2. guru saya selalu mensupport saya untuk masuk ke SMPN negeri favorit di bekasi.
SMA adalah masa-masa yang indah bagiku. Pada masa itu saya belajar banyak tentang pertemanan. Bagaimana harus berteman dan memperlakukan teman dengan baik. Hal itu saya petik dari kejadian-kejadian yang terjadi selama itu. Saat itu ada sebuah insiden yang terjadi pada teman saya, handphonenya dirusak oleh teman saya karena mereka tidak suka dengan sikap teman saya itu. Dari situ Saya belajar bagaimana harus saling bertoleransi, pengertian dan bersikap apa adanya. Kelas 1 pun saya lalu dengan senang.
Tapi semuanya berubah saat saya memasuki kelas 2 dan 3. hari-hari yang saya lalui terasa saya panjang dan sangat melelahkan. Entah mengapa saya merasa seperti tidak disukai oleh anak-anak lelaki dikelas. Tidak semuanya, tapi sebagian besar. Sampai sekarang saya tidak mengerti kenapa. Pada saat itu yang saya inginkan hanya untuk cepat keluar dari sana. Ingin nangis rasanya setiap melihat tatapan sinis dan mendengar sindiran secara tidak langsung dari mereka. Dan pada saat dinyatakan lulus dari sekolah saya sangat bersyukur, akhirnya saya tidak perlu bertemu dengan teman seperti mereka lagi.
Setelah SMA tiba waktunya untuk memasuki bangku perkuliahan. Saya sangat bingung untuk mencari tahu mau jadi apa saya nanti. Jurusan apa yang saya ambil. Semuanya belum terpikirkan oleh saya. Banyak tes yang saya ikuti . Dari SNMPTN, ujian-ujian mandiri, tes untuk pemerintahan semua saya ikuti. Dan hasilnya adalah nol. Nol besar. Tidak ada satupun yang tembus. Kemudian saya akhirnya memilih, pilihan terakhir saya. Universitas Gunadarma.
Saya masih ingat waktu pertama kali memasuki gedung universitas gunadarma pertama kali. Saat itu adalah saat terakir saya jalan bersama bapak saya sebelum beliau sakit. Terakhir kali beliau menuntun dan menggandeng tangan saya yaitu saat saya masuk universitas gunadarma untuk mendaftar. Setelah beberapa minggu saya kuliah, beliau sakit dan harus masuk ICU. Saat itu merupakan salah satu masa paling terberat buat saya. Saya takut kehilangan bapak saya. Tapi untungnya beliau merupakan seorang 'petarung' yang tangguh. Beliau dapat bangkit dari masa kritisnya, walau sampai sekarang belum pulih sepenuhnya.
Tidak terasa 6 semester sudah saya lalui di Universitas Gunadarma. Sudah banyak yang saya lalui disini. Dan banyak sekali keluhan yang saya lakukan. Hanya bisa mengeluh, 'apakah cuma ini yang saya bisa?', 'kenapa tidak ada satupun yang saya dapatkan padahal saya sudah berusaha keras', 'apakah saya bisa memenuhi harapan orang tua saya?', pertanyaan seperti itu selalu terlintas dipikiran saya. Dari situlah saya termotivasi untuk memberikan semua kemampuan terbaik saya. Saya harus bisa mendapatkan hasil sebaik mungkin. Saya harus berhenti bersikap main-main dan mulai serius untuk mendapatkan apa yang saya tuju.
Ya, tuhan menunjukkan segala sesuatu dengan caranya sendiri. Mungkin tuhan menegurku yang terus-terus bersikap main-main supaya bisa bersikap serius dengan cara seperti apa yang terjadi dengan bapak saya. Bukan hanya itu, mungkin dengan nilai IPK saya yang setiap semester semakin menurun. Mungkin itu wujud dari ketidakseriusan saya selama ini. Tapi saya sudah bertekad untuk berubah dan tidak akan mengecewakan orang tua saya.
Saya bersyukur karena terlahir di kelurga saya. Walaupun dengan kondisi yang bisa dibilang biasa saja, tapi saya merasa bahagia karena kami saling memiliki, saling menyayangi dan menjaga. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan saya kesempatan untuk hidup selama 20 tahun ini dan bisa merasakan apa yang telah terjadi dalam hidup saya.

Saturday, 29 December 2012

Bagaimana menentukan tema dan judul karangan yang menarik


Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
          Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut
          Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.

b. Sumber Tema
Sumber Tema dapat berupa:
1.    Pengalaman
2.    Penelitian atau pengamatan
3.    Pendapatan atau keyakinan
4.    Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)

c. Tema yang baik
    1. Tema menarik perhatian penulis.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.


Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.

b. Judul yang baik
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. 
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.

 c. Ciri – ciri
       a. Harus berbentuk frasa
       b. Tanpa adanya singkatan atau akronim
       c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
       d. Tanpa tanda baca di akhir judul
       e. Menarik perhatian
       f. Logis
       g. Sesuai dengan isi
       h. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

Sunday, 16 December 2012

Berkembangnya K-pop di Indonesia

Demam K-pop sedang melanda Indonesia. bukan hanya saja di Indonesia, tapi juga melanda Internasional. Dan di Indonesia sendiri selain drama yang paling memberikan pengaruh adalah masuknya industry musik K-Pop yang disambut hangat oleh para pengemarnya di tanah air.
Sebelumnya yang perlu menjadi catatan penting kenapa kemudian gaya bermusik K-Pop sendiri banyak digemari dan bahkan dijadikan patokan oleh selebriti Indonesia, antara lain yaitu :
  1. Penduduk Indonesia memiliki budaya ‘latah’ yang tidak bisa dihindarkan untuk kita akui. Kesuksesan satu warnet akan memberikan peluang usaha untuk ratusan warnet yang baru. Begitu juga kesuksesan musik K-Pop akan membuat para pakar industri menampilkan hal yang serupa untuk mendapatkan keuntungan. Seperti kemunculan boyband Smash, S9B dan sebagainya. Lebih lagi media hiburan saat ini sangat memberikan pengaruh dengan munculnya program musik di setiap harinya. (Majalah Asian look, halaman 66, Volume 14).
  2. Kemajuan teknologi yang tidak memberikan batasan jarak. Sehingga bisa melihat langsung seperti apa perkembangan musik K-Pop yang selalu gencar bermain di dunia maya, lebih lagi dengan keuntungan aliran musik K-Pop banyak pula artis-artis dari Indonesia yang kemudian menyuguhkan musik yang sama, sehingga masyarakat terus disuguhkan pada satu aliran musik. ( Majalah Asian Hits, hal 14, Volume 4, Suka Bigbag gara-gara Heaven).
beberapa karakteristik yang menggambarkan proses identifikasi penggemar K-Pop pada Idolanya, antara lain yaitu :
  1. a.      Proses peniruan tingkah laku dan gaya idola.
    Dalam teori psikoanalitik, identifikasi dihubungkan dengan proses tidak disadari yang dilalui seseorang dalam meniru karakteristik (sikap, pola, perilaku, emosi) orang lain. Misalnya saja secara tidak sadar seseorang mengikuti gaya bicara sang idolanya. Ataupun ketika mereka meniru gaya rambut dan penampilan para idolanya, seperti yang dilakukan oleh Zuzu, sebuah cover dance dari boyband K-Pop yaitu Super Junior. Padahal dalam konteksnya Superjunior adalah boyband yang notabene berjenis kelamin laki-laki sedang Zuzu adalah para wanita yang rela memangkas rambut mereka demi terlihat sama dengan idolanya. (majalah Asian Look, hal 46, Volume 14-ZUZU Cover Dance Superjunior)
    b.      Penyuka Korea sering menyamakan diri dengan idolanya.
    Dalam pandangan psikoanalitik, identifikasi lebih dari penjiplakan perilaku idola saja, seseorang juga memberi respons seolah-olah ia adalah sang idola. Seseorang merasa ketika dia meniru sikap dari idolanya, mereka beranggapan bahwa mereka telah menyerap sebagian kekuatan dan persyaratan yang dimiliki idolanya. Sehingga kemudian tak jarang kita temui penggemar korea yang mencover seperti apa idolanya mulai dari gaya rambut sampai pada penampilan. (majalah Asian Look, hal 46, Volume 14-ZUZU Cover Dance Superjunior) maupun ketika mereka mencover tarian dan gaya bernyanyi idolanya (Majalah Asian Look, volume 14 hal 26-27-Korean Culture Center In Indonesia. Majalah Asian Look, hal 60, Volume 14-Global Flashmob. Majalah Asian Look, hal 34-35 Volume 13, Shinee Word Day). Atau seperti yang terjadi pada boyband asal Indonesia S9B yang menjadikan Superjunior sebagai role model mereka, sehingga kemudian formasi boyband mereka juga mengarah sama pada idola mereka begitu juga aksi mereka setiap kali tampil di atas panggung ( Majalah Asian Look, halaman 56-Volume 14-Boyz Indonesi,S9B).
    c.       Mengoleksi hal-hal yang berkaitan dengan Idola
    Agar bisa terlihat sama seperti sang idola, maka yang dilakukan para penggemar untuk mengidentifikasi diri adalah dengan mengetahui apapun tentang idolanya, sehingga ketika mereka ditanya tentang idolanya, mereka bisa menjelaskan dengan jelas. Sehingga kemudian untuk idola mereka akan membuat mereka bersedia menyediakan waktu, kesempatan dan uang mereka untuk membeli pernak-pernik atau hal-hal terkait dengan sang idola mereka, pencarian informasi, membeli album, maupun mengikuti voting untuk mendukung sang idola. (Koleski 2PM, Majalah Asian Look, hal 34-35 Volume 01, 20 Gejala terkena virus K-Pop)
    d.      Kesukaan yang sama dengan Korea, membentuk interaksi yang baik.
    Kesukaan terhadap idola tidak hanya menuntun seseorang menjadi senang bergaul dengan orang yang disenanginya dan memiliki kesamaan terhadap K-Pop, sehingga kemudian saling terlibat dalam interaksi terkait dengan masalah K-PopDimana saat membicarakan idola mereka menganggap bahwa aturan yang berlaku adalah aturan yang disadur antara mereka dan idola mereka (ingrup), bukan orang-orang diluar mereka (outgrup). Dalam hal ini ditujukkan dengan munculnya klub-klub penggemar yang tentunya disatukan dalam kesamaan terhadap idola, sehingga kemudian bisa berbagi terhadap berbagai informasi yang mereka ketahui atau belum diketahui tentang idolanya. ( Majalah Asian Look, halaman 52, Volume 13- Official Shinee World Indonesia Pusastnya fans Shinee di Indonesia. Gaul, edisi 08 tahun XI, 27 Feb-4 mar 2012-ELF Indonesia tetap Eksis).

Friday, 12 October 2012

Berbicara Sesuai Konteks

Berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran.
  1. berbicara merupakan ekspresi diri.
  2. berbicara merupakan kemampuan mental motorik
  3. berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu
  4. berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
Tujuan berbicara

  • Secara umum bertujuan menyampaikan informasi berupa gagasan-gagasan kepada pendengar
  • Secara khusus bertujuan untuk memberikan informasi, menyatakan diri, mencapai tujuan, berekspresi, menghibur dll.

Sedangkan konteks merupakan aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait-mengait dengan ujaran tertentu. adapun pengertian lain dari konteks yaitu pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar, sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.

Konteks kegiatan berbicara dalam era modern seperti sekarang bisa berwujud bermacam-macam kegiatan, baik dalam kontek komunikasi lisan yang bersifat informal sampai kegiatan komunikasi lisan yang bersifat formal yang melibatkan pembicara dan pendengar.
Salah Satu sumber dalam jeringan menyebutkan bahwa kegiatan komunikasi lisan dalam konteks masyarakat sekarang antara lain berupa:: 1) berceramah; 2) berdebat; 3) bercakap-cakap; 4) berkhotba; 5) ;bercerita; 6) berpidato; 7) bertukar pikiran (sharing); 8) bertanya-jawab; 9) bermain peran; 10) berwawancara; 11) berdiskusi; 12) berkampanye; 13) bertelepon; 14) menyampaikan sambutan, selamat, pesan; 15) memberikan laboran; 16) menanggapi; 17) menyanggah pendapat; 18) menolak permintaan, tawaran, ajakan; 19) menjawab pertanyan; 20) menyatakan sikap; 21) menginformasikan; 22) membahas suatu hal; 23) melisankan (isi drama, cerpen, puisi, bacaan); 24) menguraikan cara membuat sesuatu; 25) menawarkan sesuatu; 26) menyampaikan permintaan maaf; 27) memberi petunjuk; 28) memperkenalkan diri; 29) menyapa; 30) mengajak; 31)mengundang; 32) memperingatkan; 33) mengoreksi; 34) dan lain-lain
Jenis berbicara
Mengacu pada situasi yang berkaitan dengan tujuan berbicara, dimana, kapan, dan dengan siapa orang berbicara
  1. berbicara dalam situasi non-formal (tidak terikat aturan-aturan tertentu)
  2. berbicara dalam situasi formal (terikat oleh aturan-aturan tertentu dan berlangsung melalui tahapan-tahapan tertentu)


  • Monolog -> berbicara satu arah, dalam kegiatan berbicara tidak terjadi interaksi antara pembicara dan pendengar
  • Dialog -> berbicara 2 arah, seperti wawancara dan diskusi

Tugas Softskill 2

Nama                       : Ratih Pramitasari
NPM                        : 15110660
Kelas Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1 (softskill)

Tugas 2 : Menengok Bahasa Alay


         Sebenarnya kata “ALAY” berasal dari kata Anak-LAYangan, di sebut begitu karena maksud dari kata tersebut adalah kampungan. Mengapa kampungan? Karena memang bermain Layang-Layang pada jaman sekarang sudah memang tidak jamannya dan di anggap “Kampungan”. Kampungan sama halnya dengan berbagai tulisan-tulisan aneh yang beredar seperti sekarang. Dengan menuliskan kata dengan contoh= “AqU BieZ bliH HanDphond Barruw LogH”, jaman seperti sekarang saja, tulisan-tulisan seperti itu sudah di anggap “Gaul”, padahal jika kita pikir itu adalah sebuah hal yang kampungan karena tidak menghargai siapa yang membaca tulisan itu, apalagi sudah benar-benar merubah kata-kata yang sudah di tuliskan di “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Alay sekarang sudah menjadi bahasa sehari2 anak muda, saking banyaknya kosakata sampai bisa dibuat kamus. Bahasa alay memang menjadi fenomena, mereka ada dimana2 dari SMS, status facebook sampai twitter. Tidak ada aturan yang jelas dalam bahasa ini, mungkin tergantung mood dari penggunanya


        Contoh Tulisan orang alay alay :

- tulisannya gede kecil dan pake angka

- Gue : W, Wa, Q, Qu, G
- Tau : Taw, Tawh, Tw
Rumah : Humz, Hozz
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
- Nih : Niyh, Niech, Nieyh
- Tuh : Tuwh, Tuch
- Deh : Dech, Deyh
Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz
- Hai : Ui (Apa Ui? Universitas Indonesia?)
- SMS : ZMZ, XMX, MZ (oh god…)
- Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
- Belum : Lom, Lum
- Cape : Cppe, Cpeg
- Kan : Khan, Kant, Kanz
- Manis : Maniezt, Manies
- Cakep : Ckepp
- Keren : Krenz, Krent


        Kenyataan ini harus segera diatasi mengingat betapa pentingnya bahasa Indoensia bagi bangsa Indonesia. Sebagai warga Indonesia yang baik, kita seharusnya dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Bahasa gaul memang bukan bahasa yang dilarang penggunaannya, tetapi kita harus ingat bahasa gaul dipakai dalam kelompok tertentu saja. Kita sebaiknya tidak menggunakan bahasa gaul di luar kapasitasnya. Dengan demikian, terciptalah penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa gaul yang terpisah atau tidak ada interferensi bahasa gaul ke dalam bahasa Indonesia dan tidak ada pergeseran penggunaan bahasa Indonesia oleh penggunaan bahasa gaul.

Wisata Kuliner

Makanan Pecel atau Rawon mungkin sudah umum bagi banyak orang, karena kedua makanan ini merupakan makanan sehari – hari. Bagaimana jika kedua makanan ini disajikan jadi satu, pasti penasaran dengan rasanya. Pertama saya juga sedikit heran ketika teman saya memberitahu jika ada warung yang menjual Nasi Rawon Pecel, saya berfikir bagaimana ya rasanya. 
    
      Karena penasaran keesokan harinya saya mengajak teman saya untuk mengunjungi warung tersebut dengan tujuan untuk mencoba rasanya Nasi Rawon Pecel. Tempat warung ini berada di Pasar Pucang Surabaya, warung ini buka mulai sekitar pukul 17.00 sampai sekitar 23.00 WIB. Setelah sampai di warung tersebut saya langsung pesan nasi pecel rawon dan tidak lama kemudian pesanan saya datang. Ternyata rasa kedua makanan ini saat dicampur lebih nikmat mungkin karena makan pecel tetapi ada kuah rawonnya, tetapi rasa dari Pecel dan Rawonnya tetap terasa. Bagi anda yang gemar wisata kuliner tak ada salahnya jika anda mengunjungi warung nasi Rawon Pecel yang berada di pasar pucang Surabaya ini, karena rasanya yang nikmat dan keunikannya rawon dan pecel dihidangkan jadi satu.