Welcome To My Blog

Friday 3 May 2013

Biodata


 Perkenalkan nama saya Ratih Pramitasari biasa dipanggil Ratih. Tapi keluarga saya biasa memanggil saya dengan mita. Anak kedua dari tiga bersaudara. Saya lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun dari seorang ibu yang sangat luar biasa. Ibu saya bernama Sumiasih, beliau merupakan pensiunan PT. Telkom. Bapak saya bernama Sugeng Prayitno, beliau merupakan pensiunan LKBN ANTARA. Serta kakak dan adik saya yang bernama Hutomo Ajie dan Astria Hermin Dewati. Kakak saya baru beberapa tahun ini lulus dari universitas Gunadarma dari fakultas yang sama dengan saya, yaitu Ilmu Komputer. Dan dialah yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga kami. Adik saya masih duduk di bangku SMA.
Saat ini umur saya 20 tahun dan akan beranjak menjadi 21 pada bulan oktober nanti. Saya adalah mahasiswi semester 6 di Universitas Gunadarma. Waktu TK saya bersekolah di TK Cenderawasih Jaya X. Setelah itu saya melanjutkan ke SDN Bekasi Timur 3, tapi sekarang telah berganti nama menjadi SDN Bekasi Jaya X. selepas lulus dari SD saya melanjutkan ke SMP Negeri 3 Bekasi, dan mengalami masa-masa yang sulit untuk dilupakan di SMS Korpri Bekasi.
Sewaktu TK saya merupakan anak yang cenderung pendiam dan menutup diri. Mungkin sampai sekarang saya masih sedikit menutup diri. Sikap saya seperti itu mungkin karena pada waktu itu saya sering ditinggal kedua orang tua saya bekerja dan hanya dititipkan oleh seorang pengasuh. Mungkin merasa kesepian di rumah. Tapi untungnya waktu itu saya mempunyai seorang teman yang selalu menemani saya bermain di sekolah. Kami selalu berangkat ke sekolah bersama. Dia tidak akan pergi ke sekolah kalau saya tidak pergi sekolah. Yah setidaknya saya tidak terlalu sendirian karena mempunyai teman seperti dia, dan saya sangat mensyukuri keberadaan dia saat itu.
Saat SD saya bertemu dengan teman-teman yang sangat baik dan guru-guru yang selalu mesuport saya. Sewaktu SD peringkat saya tidak pernah lebih dari 2. guru saya selalu mensupport saya untuk masuk ke SMPN negeri favorit di bekasi.
SMA adalah masa-masa yang indah bagiku. Pada masa itu saya belajar banyak tentang pertemanan. Bagaimana harus berteman dan memperlakukan teman dengan baik. Hal itu saya petik dari kejadian-kejadian yang terjadi selama itu. Saat itu ada sebuah insiden yang terjadi pada teman saya, handphonenya dirusak oleh teman saya karena mereka tidak suka dengan sikap teman saya itu. Dari situ Saya belajar bagaimana harus saling bertoleransi, pengertian dan bersikap apa adanya. Kelas 1 pun saya lalu dengan senang.
Tapi semuanya berubah saat saya memasuki kelas 2 dan 3. hari-hari yang saya lalui terasa saya panjang dan sangat melelahkan. Entah mengapa saya merasa seperti tidak disukai oleh anak-anak lelaki dikelas. Tidak semuanya, tapi sebagian besar. Sampai sekarang saya tidak mengerti kenapa. Pada saat itu yang saya inginkan hanya untuk cepat keluar dari sana. Ingin nangis rasanya setiap melihat tatapan sinis dan mendengar sindiran secara tidak langsung dari mereka. Dan pada saat dinyatakan lulus dari sekolah saya sangat bersyukur, akhirnya saya tidak perlu bertemu dengan teman seperti mereka lagi.
Setelah SMA tiba waktunya untuk memasuki bangku perkuliahan. Saya sangat bingung untuk mencari tahu mau jadi apa saya nanti. Jurusan apa yang saya ambil. Semuanya belum terpikirkan oleh saya. Banyak tes yang saya ikuti . Dari SNMPTN, ujian-ujian mandiri, tes untuk pemerintahan semua saya ikuti. Dan hasilnya adalah nol. Nol besar. Tidak ada satupun yang tembus. Kemudian saya akhirnya memilih, pilihan terakhir saya. Universitas Gunadarma.
Saya masih ingat waktu pertama kali memasuki gedung universitas gunadarma pertama kali. Saat itu adalah saat terakir saya jalan bersama bapak saya sebelum beliau sakit. Terakhir kali beliau menuntun dan menggandeng tangan saya yaitu saat saya masuk universitas gunadarma untuk mendaftar. Setelah beberapa minggu saya kuliah, beliau sakit dan harus masuk ICU. Saat itu merupakan salah satu masa paling terberat buat saya. Saya takut kehilangan bapak saya. Tapi untungnya beliau merupakan seorang 'petarung' yang tangguh. Beliau dapat bangkit dari masa kritisnya, walau sampai sekarang belum pulih sepenuhnya.
Tidak terasa 6 semester sudah saya lalui di Universitas Gunadarma. Sudah banyak yang saya lalui disini. Dan banyak sekali keluhan yang saya lakukan. Hanya bisa mengeluh, 'apakah cuma ini yang saya bisa?', 'kenapa tidak ada satupun yang saya dapatkan padahal saya sudah berusaha keras', 'apakah saya bisa memenuhi harapan orang tua saya?', pertanyaan seperti itu selalu terlintas dipikiran saya. Dari situlah saya termotivasi untuk memberikan semua kemampuan terbaik saya. Saya harus bisa mendapatkan hasil sebaik mungkin. Saya harus berhenti bersikap main-main dan mulai serius untuk mendapatkan apa yang saya tuju.
Ya, tuhan menunjukkan segala sesuatu dengan caranya sendiri. Mungkin tuhan menegurku yang terus-terus bersikap main-main supaya bisa bersikap serius dengan cara seperti apa yang terjadi dengan bapak saya. Bukan hanya itu, mungkin dengan nilai IPK saya yang setiap semester semakin menurun. Mungkin itu wujud dari ketidakseriusan saya selama ini. Tapi saya sudah bertekad untuk berubah dan tidak akan mengecewakan orang tua saya.
Saya bersyukur karena terlahir di kelurga saya. Walaupun dengan kondisi yang bisa dibilang biasa saja, tapi saya merasa bahagia karena kami saling memiliki, saling menyayangi dan menjaga. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan saya kesempatan untuk hidup selama 20 tahun ini dan bisa merasakan apa yang telah terjadi dalam hidup saya.

0 comments:

Post a Comment