Masalah Penghitungan Dua Kali
Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam menentukan apakah sesuatu barang itu barang jadi atau barang setengah jadi. Kerumitan ini menyebabkan masalah penghitungan dua kali mungkin wujud. Kepala sawit dan karet adalah dipandang sebagai barang jadi apabila diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri. Maka apabila nilai produksi kelapa sawit dan karet dihitung dan sesudah itu dihitung pula nilai minyak masak (yang dibuat dari kelapa sawit) dan nilai sepatu dan barang-barang dari karet yang lain, penghitungan dua kali telah berlaku. Satu contoh lain : apabila tepung dan gula dibeli ibu rumah tangga, maka kedua-dua barang itu adalah barang jadi; akan tetapi apabila ada tepung dan gula dibeli pembuat-pembuat roti dan restoran-restoran, maka mereka adalah barang setengah jadi. Dengan demikian apabila nilai produksi tepung dan gula ditambahkan kepada nilai produksi roti dan kue maka akan berlaku penghitungan dua kali.
Menentukan Harga Barang-Barang
Masalah ini merupakan satu hal yang rumit. Pada suatu masa tertentu harga adalah berbeda di antara satu kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di pasaraya dan di pasar malam. Di samping itu dalam jangka masa satu tahun harga barang dapat berubah. Karet dan kelapa sawit, misalnya, harganya berubah setiap hari. Keadaan-keadaan seperti ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga yang akan dipilih dalam menghitung sumbangan sesuatu kegiatan kepada pendapatan nasional. Sebagai contoh, walaupun dengan mudah dapat dihitung jumlah produksi karet dan kelapa sawit, tetapi adalah sukar untuk menentukan nilai produksi karet dan kelapa sawit dalam pendapatan nasional oleh karena harga barang-barang itu berubah setiap hari.
Investasi Bruto dan Investasi Neto
Perbedaan antara investasi neto dan investasi bruto adalah depresiasi. Dengan perkataan lain, untuk menghitung investasi neto, yang perlu dilakukan adalah mengurangi depresiasi dari investasi bruto. Dalam suatu perusahaan tidak susah untuk menentukan nilai depresiasi, karena perusahaan sudah mempunyai dasar tertentu mengenail hal itu, dan juga catatan keuangan perusahaan adalah lengkap. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di sesuatu negara. Untuk menaksir besarnya dalam sesuatu negara adalah sukar oleh karena (i) tiada catatan yang lengkap mengenai depresiasi di berbagai kegiatan ekonomi, dan (ii) depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan menurut pandangan negara. Sebagai contoh, dari segi negara kemajuan teknologi menyebabkan mesin dalam sesuatu industri perlu didepresiasikan, tetapi dari segi perusahaan depresiasi itu belum diperlukan oleh karena barang produksi dan mesin lama masih dapat dijual dengan menguntungkan.
0 comments:
Post a Comment