Welcome To My Blog

Sunday 16 October 2011

Autobiography mini saya Pt.2

Satu tahun dikelas 7.1 sangatlah menyenangkan. Jadi ga begitu terasa kalo setahun cepat bgt berlalu kayanya. Waktu dikelas 7 saya dan beberapa teman jarang mengikuti TPQ. Padahal itu diwajibkan. Kenapa saya males mengikuti TPQ? Karena TPQ masuknya pagi sedangkan masuk sekolah jam 12.30. bangunnya pasti kesiangan mulu. Untungnya saat itu bagi yang tidak mengikuti TPQ belum dikenakan sanksi yang begitu berat. Tapi sekarang kata adik saya yang juga bersekolah disana, katanya bagi siswa yang tidak TPQ, dia harus keliling lapangan dengan mukena. Wah, beruntung sekali saya karena tidak harus berlari seperti itu.
Pada kelas 8 dan 9 waktu itu sedang nge-Trend banget tuh dengan permainan kuda templok. Saya dan teman-teman saya juga ikut memainkan permainan itu. Tidak hanya laki-laki yang main, yang perempuan juga ga mau kalah. Tentu saja yang jadi lawannya perempuan juga. Kelas saya (8.9) juga sering ngadu lawan kelas tetangga (8.8). perempuan lawan perempuan, laki-laki lawan laki-laki.
Ada kejadian dimana waktu itu anak laki-laki sedang bermain kuda templok, lalu tiba-tiba guru datang. Sontak aja semua yang ikut main langsung kabur dan tersisa orang yang dibagian depan. Dan teman itu pun menjadi bulan-bulanan dari pertanyaan guru. Dengan gugup dia menjawab semua pertanyaan. Guru tersebut pun menasihati teman saya yang pada waktu itu merupakan ketua kelas supaya tidak melakukan permainan itu lagi karena sangat berbahaya dan bisa menimbulkan luka-luka. Kami semua terdiam dan mendengarkan semua nasihat beliau. Tapi namanya juga ABG, dengerin sih dengerin tapi tetep aja masih mainin permainan itu. Hehe
Kebiasaan bermain kuda templok pun terbawa sampai ke kelas 9. Tapi dikelas 9 sudah tidak terlalu intens bermain dikarenakan sudah konsen ke UN. Ya bisa ditebak hari-hari selama dikelas 9 dipenuhi dengan persiapan untuk UN. Seperti Pendalaman Materi, Kursus, Belajar Kelompok dll. Tapi bukan berarti kelas 9 saya itu adalah kelas yang sangat serius. Malah kebalikannya. Saya sangat susah sekali belajar kalau dekat dengan mereka. Mereka sangat gila, rame, dan bawel. Setiap hari kerjaannya bercanda dan ngecengin orang mulu. Bahkan ada salah satu teman saya yang sampai nangis gara-gara dicengin teman saya. Memang parah dah.
Sampai akhirnya UN pun tiba. Tes dari segala tes dari proses pembelajaran selama tiga tahun. Ehhmm, 3 hari untuk tiga tahun. Tidak dapat dipercaya, tapi sebagai murid kami harus melakukan yang terbaik untuk bisa lulus denga nilai yang baik, syukur-syukur sih memuaskan. Detik-detik pengumuman kelulusan pun diisi dengan berdoa bersama disekolah sehari sebelum pengumuman. Seluruh siswa menginap selama semalam untuk berdoa dan memohon kepada tuhan semoga semua usaha yang telah dilakukan semua murid bisa menghasilkan hasil yang memuaskan, dan bisa lulus semua bersama-sama.
Muhasabah pun dilakukan sampai larut malam dan akhirnya tiba waktunya untuk murid-murid untuk tidur. Beberapa murid tidur di dalam mesjid, sebagaian lagi tidur di perpustakaan, dan ada pula yang tidur di kelas. Di saat kami sedang tertidur, tiba-tiba ada murid yang berteriak. Katanya dia melihat kuntilanak di kaca. Sontak aja semua siswi yang tadinya tidur langsung segera terbangun dan panic. Tapi saya tetep santai karena saya berpikir kuntilanaknya toh ga didekat saya ini. Dan saya pun melanjutkan tidur saya yang tertunda. Usut punya usut ternyata ada seorang siswi yang tadinya ingin mengerjai anak-anak dengan berpura-pura menjadi kuntilanak, tapi akhirnya malah kuntilanak asli yang muncul bukan teman saya itu. Teman saya yang pura-pura menyamar jadi kuntilanak pun kaget ketika mendengar teriakan kalo ada kuntilanak. Dia bilang ko bisa sih? Padahal kan gw masih disini. Begitu katanya. Nah loh, kuntilanak aslinya muncul beneran gara-gara ulah teman saya itu. Tapi untungnya tidak ada kejadian buruk yang disebabkan oleh kemunculan tamu yang tidak diundang itu. Alhamdulillah ya.. sesuatu banget..


Setelah lulus SMP, saya melanjutkan ke SMA. Tepatnya di SMA KORPRI Bekasi. Bukan sekolah negeri melainkan sekolah swasta. Saya ga kecewa karena tidak masuk SMA Negeri. Karena saya tahu dengan kapasitas otak saya, saya tidak akan mampu bersaing. Ya jadi Welcome SMA KORPRI, I’ll be here for 3 years, haha. Kesan pertama saat memasuki sekolah ini adalah bersih. Bahkan bisa dibilang sangat bersih. Banyak pepohonan, sangat hijau dan asri. Begitu saya masuk ke bagian belakang saya dikejutkan dengan keberadaan kebun binatang mini. Dalam hati saya berkata “Wow, aneh sekali sekolah ini”. Untuk apanya kebun binatang itu sampai sekarang saya juga tidak tahu.
Kesan kedua yang saya rasakan adalah sekolah ini rasa kekeluargaannya sangat tinggi. Tidak ada tuh di sekolah ini namanya senioritas dan apalah namanya itu. Senior dan junior damai-damai aja. Tapi ada satu kebiasaan yang pada awalnya saya sangat sulit untuk mengikutinya, yaitu senam pagi. Senam pagi dimulai sekitar pukul 5.30, jadi siswa harus berangkat ekstra pagi untuk itu. Senam pagi-pagi disaat mata masih rapet adalah pekerjaan yang sangat sulit. Saya berpikir kenapa sih mesti pagi-pagi banget. Emang ga bisa ya agak sedikit lebih siang lagi. Tapi lama kelamaan saya bisa beradaptasi dengan itu. Sama hal nya dengan peraturan menulis yasin untuk sebuah hukuman. Bisa kebayangkan gimana pegelnya tangan nulis yasin sebanyak itu.
Selama saya bersekolah disana saya hanya sekali kena hukuman menulis yasin. Ya habis itu langsung tobat. Ga mau lagi dah nulis yasin sebanyak itu. Guru-guru di KORPRI juga sangat baik. Ada beberapa yang lucu. Bahkan ada yang tegas dan galak. Tapi saya yakin dibalik kegalakkan dan ketegasannya mereka punya maksud yang baik. Bisa dibilang kehidupan saya yang paling berwarna ya saat saya masih bersekolah di SMA ini. Karena saya benar-benar merasakan suka duka. Dari ketawa bersama, bahkan nangis pun pernah di SMA ini.
Masa kelas X adalah masa yang penuh tawa dan cinta. Tapi sayangnya harus diakhiri dengan sebuah insiden yang lumayan berat yang mengharuskan pelakunya harus mengganti kerusakan yang mereka akibatkan. Dan kejadian itu juga yang mengilhami kami untuk memfilmkannya di acara sinematografi sekolah. Masalah yang membuat wali kelas dan semua murid sedih. Bahkan sampai membawa-bawa kepala sekolah. Huuaahhh… nakalnya teman ku
Saat penjurusan dikelas XI, saya memutuskan untuk memilih IPA. Saya berusaha belajar dengan keras supaya bisa masuk jurusan tersebut. Ketika ditanya kenapa saya memilih IPA, saya hanya bisa menjawab kalau saya hanya mengikuti keinginan hati. Dengan masuknya saya ke jurusan yang saya inginkan saya harus menerima kalau saya harus berpisah dengan sahabat saya yang memilih jurusan yang berbeda dengan. Dengan sedih saya harus berjalan sendiri dijalan yang memang sudah jadi pilihan saya. Tapi beda jurusan kan bukan berarti kita ga bisa ketemu lagi. Dengan semangat itu saya meyambut teman baru saya dikelas XI.
Tapi ternyata kehidupan setelah kelas X, tidak seindah waktu saya dikelas X. teman-teman dikelas baru saya sangat berbeda. Ada beberapa yang sangat tidak bersahabat dengan saya. Saya sangat merasakan masa-masa 2 tahun bagaikan di neraka. Sangat sakit. Bahkan saya sendiri pun males untuk mengingatnya. Dan saya merasa sangat bersyukur saat lulus. Saya bersyukur karena harus berpisah dengan teman saya itu. Saya bersyukur karena tuhan memberikan saya pelajaran untuk bertahan di tengah teman-teman yang seperti itu.
Dan sekarang saya berkuliah di Universitas Gunadarma. Sekarang saya semester 3. Dan Alhamdulillah saya menemukan teman-teman yang jauh lebih baik dari teman saya sebelumnya.
Teman-teman di 1KA28 adalah teman yang dimana saya bisa cerita semua masalah saya, tertawa, dan menangis dengan mereka. Di kelas itu saya mengenal kata sahabat yang sesungguhnya. Walaupun pada awalnya ada rasa canggung dan sedikit kurang nyaman, tapi pada akhirnya saya berasa sangat nyaman sekali dengan teman-teman saya dikelas terdahulu saya itu. Ya, sekarang saya sangat merindukan masa-masa saat mencari makan siang bersama, merayakan ultah bersama, jalan-jalan bersama, dan belajar bersama. Ya meskipun pertemanan kami tidak lepas dari masalah, kesalahpahaman yang menyebabkan kami musuhan, tapi justru masalah itu yang membuat kita tumbuh menjadi sosok yang lebih memahami satu sama lain.teman seperti merekalah yang saya butuhkan dan saya harap teman dikelas baru saya yakni 2KA27 seperti mereka. Teman yang bisa membuat nyaman. Tidak seperti teman SMA saya.  Tapi sejauh ini saya senang bisa menjadi bagian dari 2KA27  J

0 comments:

Post a Comment